Jumat, 25 Mei 2012

Pokok - Pokok Peraturan Lembur/Overtime - II


Sebagaimana telah saya bicarakan pada edisi sebelumnya tentang Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur/Overtime – I, maka akan saya sampaikan bagian kelanjutannya yaitu Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur sesuai Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi RI No. KEP.102/MEN/IV/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.


B.     Menurut Kepmenakertrans No. KEP.102/MEN/IV/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
1.    Pengaturan waktu kerja lembur berlaku untuk semua perusahaan, kecuali sector usaha tertentu yang diatur dengan Keputusan Menteri
2.    Waktu kerja lembur dapat dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu dan tidak berlaku apabila lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan hari libur resmi
3.    Pengusaha yang mempekerjakan karyawan melebihi waktu kerja, wajib membayar lembur

4.    Karyawan yang masuk dalam golongan jabatan tertentu tidak berhak atas upah lembur meskipun melakukan kerja lembur, hanya saja golongan jabatan tersebut memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Golongan jabatan tersebut adalah mereka yang memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengendali jalannya perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi.
5.    Lembur dapat dilakukan dengan syarat :
a.      Ada perintah tertulis dari pengusaha
b.     Ada persetujuan tertulis dari pekerja
6.    Pengusaha yang mempekerjakan pekerja kerja lembur wajib :
a.      Membayar upah lembur
b.      Memberi kesempatan untuk beristirahat secukupnya
c.       Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih dan tidak dapat diganti dengan uang
7.    Perhitungan uang lembur adalah dari upah satu bulan.
8.    Upah satu jam lembur dihitung dengan rumus upah satu bulan dibagi 173

Perhitungan upah sebulan berdasarkan upah yang diberikan kepada karyawan
1.      Dengan upah harian
Upah harian harus dijadikan upah sebulan, dengan cara :
Ø Apabila karyawan bekerja selama 6 hari dalam satu minggu, maka upah sebulan adalah upah sehari x 25 hari
Ø Apabila karyawan bekerja selama 5 hari dalam satu minggu, maka upah sebulan adalah upah sehari x 21 hari
2.      Dengan upah satuan hasil
Upah harus dijadikan upah sebulan, dengan cara :
Ø Upah rata-rata 12 bulan terakhir.
Ø Apabila karyawan bekerja kurang dari 12 bulan, maka upah sebulan dihitung berdasarkan upah upah rata – rata selama bekerja dan tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum
3.      Dengan upah pokok dan tunjangan tetap
Upah sebulan adalah Upah Pokok + Tunjangan Tetap
4.      Dengan upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap
Upah sebulan dihitung dengan cara :
Ø Apabila Upah Pokok + Tunj. Tetap < 75% keseluruhan upah yang diterima sebulan maka Upah sebulan untuk perhitungan lembur adalah 75% x keseluruhan upah yang diterima sebulan.
(75% x keseluruhan upah) / 173 = upah lembur per jam
*) Dari point ini didapat kesimpulan bahwa Pemerintah mengupayakan yang terbaik agar nilai satu jam lembur menguntungkan karyawan/pekerja. Dibuktikan dengan perhitungan apabila jumlah dari Upah Pokok + Tunj. Tetap lebih kecil dari 75% X keseluruhan upah yang diterima sebulan, maka dasar yang digunakan untuk perhitungan lembur adalah hasil dari 75% x keseluruhan upah yang diterima sebulan. Hal tersebut ditetapkan karena hasilnya lebih besar atau lebih baik dari Upah Pokok + Tunj. Tetap lebih kecil dari 75% X keseluruhan upah yang diterima sebulan.
Ø Dari pemikiran tersebut maka, Apabila Upah Pokok + Tunj. Tetap > 75% keseluruhan upah yang diterima sebulan maka Upah sebulan untuk perhitungan lembur adalah Upah Pokok + Tunj. Tetap
(Upah Pokok+Tunj. Tetap) / 173 = upah lembur per jam
*) Secara tertulis memang tidak disebutkan point ini pada Kepmen tersebut, tetapi dari hasil perhitungan (Upah Pokok+Tunj. Tetap) / 173  atau dari (75% x keseluruhan upah) / 173 yang memberikan nilai upah lemur per jam terbesar atau nilai manakah yang terbaik yang menguntungkan karyawan yang digunakan untuk menentukan upah lembur

Perhitungan Lembur
1.      Pada waktu kerja selama 6 hari kerja dalam satu minggu
Ø  Dilakukan pada hari kerja dengan 7 jam kerja sehari.
Maka jam ke-8 adalah sebagai jam lembur pertama x 1,5
Jam kerja ke-9 dan seterusnya sebagai jam lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø  Dilakukan pada hari kerja dengan 5 jam kerja sehari.
Maka jam ke-6 adalah sebagai jam lembur pertama x 1,5
Jam kerja ke-7 dan seterusnya sebagai jam lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø  Dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari libur resmi
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-7 dikalikan 2
Jam kerja ke-8 dikalikan 3
Jem kerja ke-9 & ke-10 dikalikan 4
Ø  Apabila libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-5 dikalikan 2
Jam kerja ke-6 dikalikan 3
Jem kerja ke-7 & ke-8 dikalikan 4
2.      Pada waktu kerja selama 5 hari kerja dalam satu minggu
Ø  Dilakukan pada hari kerja dengan 8 jam kerja sehari.
Maka jam ke-9 adalah sebagai jam lembur pertama x 1,5
Jam kerja ke-10 dan seterusnya sebagai jam lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø  Dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari libur resmi
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-8 dikalikan 2
Jam kerja ke-9 dikalikan 3
Jam kerja ke-10 & ke-11 dikalikan 4
Okey, bagian Kedua sudah saya samapikan, pada bagian berikutnya akan saya sampaikan Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur sesuai Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. KEP.234/MEN/2003 Tentang Tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Usaha Energi dan Sumber Daya Mineral pada Daerah Tertentu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar