Jumat, 20 April 2012

Maintenance Stock Batubara



Batubara adalah bahan bakar padat yang mengandung abu, oleh karena itu pemanfaatan batubara akan melibatkan biaya tinggi untuk alat yang diperlukan bagi penanganan (coal handling) dan pembakaran batubara. Itu semua bertujuan untuk mengeliminir debu dan abu. Penanganan batubara memerlukan pengamanan, karena ada beberapa masalah dalam penanganan batubara antara lain :
a.      Batubara dapat terbakar sendiri
b.      Batubara dapat menimbulkan ledakan
c.       Batubara dapat menimbulkan pencemaran, kalau ada angin kencang debunya beterbangan kemana-mana

TERBAKAR SENDIRI
Batubara dapat terbakar sendiri setelah mengalami proses yang bertahap yaitu :
1.        Tahap pertama :  mula-mula batubara akan menyerap oksigen dari udara secara perlahan-lahan dan kemudian temperature batubara akan naik
2.        Tahap kedua     : sebagai akibat temperature naik kecepatan batubara menyerap oksigen dari udara bertambah dan temperature kemudian akan mencapai 100-1400C
3.        Tahap ketiga     : setelah mencapai temperature 1400C, uap dan CO2 akan terbentuk
4.        Tahap keempat : sampai temperature 2300C, isolasi CO2 akan berlanjut
5.        Tahap kelima    : bila temperature telah berada diatas 3500C, ini berarti batubara telah mencapai titik sulutnya dan akan cepat terbakar

Pajak Ekspor Tambang Cegah Eksploitasi Berlebihan


Upaya menertibkan para pengusaha tambang yang tidak memperhitungkan tata kelola pertambangan. Rencana pemerintah mengenakan pajak ekspor bahan baku barang mineral dinilai untuk menertibkan eksploitasi lahan tambang secara berlebihan. 

"Ini kan upaya menertibkan mengeruk berlebihan," kata Ketua Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI) Herman Afif Kusumo, kepada Beritsatu.com, hari ini. Dia mengatakan, pajak ekspor diperlukan sebagai upaya menertibkan para pengusaha tambang yang tidak memperhitungkan tata kelola pertambangan. Langkah ini penting sebelum diberlakukan pelarangan ekspor tambang mentah 2014 mendatang. "Hal lain adalah mendorong hilirisasi industri pertambangan," kata dia

“Barang tambang itu kan sesuatu yang akan habis, agar aset bangsa ini tidak hancur, pajak ekspor ini bertujuan agar pelaku usaha dapat kembali pada relnya, agar pekerja tambang dapat bekerja dengan baik, bertanggung jawab, merehabilitasi lingkungan, membayar royalti dan sebagainya,” katanya.

Menperin: POSCO Minati Investasi Tambang


Berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh pada www.beritasatu.com, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, grup bisnis asal Korea Selatan (Korsel) Pohang Iron and Steel Company (POSCO) berminat masuk ke sektor pertambangan di Indonesia.

 Saat ini, Posco tengah melakukan studi kelayakan.

"Grup POSCO mau masuk ke industri pengolahan nikel. Di Indonesia Timur. Sekarang lagi FS (feasibility study). Belum tahu berapa rencana modal investasi dan kapasitasnya. Juga, apakah bermitra dengan lokal atau tidak," katanya di Jakarta (29 Febr 2012)

Kamis, 19 April 2012

Dampak Kualitas Batubara Terhadap Energi Listrik


Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu.

Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa Romawi di Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah digunakan oleh bangsa Romawi pada tahun 400 SM. Catatan sejarah dari Abad Pertengahan memberikan bukti pertama penambangan batu bara di Eropa, bahkan suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu bara yang tersingkap di pantai Inggris dikumpulkan dan diekspor ke Belgia.

Selama Revolusi Industri pada abad 18 dan 19, kebutuhan akan batubara amat mendesak. Penemuan revolusional mesin uap oleh James Watt, yang dipatenkan pada tahun 1769, sangat berperan dalam pertumbuhan penggunaan batu bara. Oleh karena itu, riwayat penambangan dan penggunaan batubara tidak dapat dilepaskan dari sejarah Revolusi Industri, terutama terkait dengan produksi besi dan baja,transportasi kereta api dan kapal uap.

Namun tingkat penggunaan batubara sebagai sumber energi primer mulai berkurang seiring dengan semakin meningkatnya pemakaian minyak. Dan akhirnya, sejak tahun 1960 minyak menempati posisi paling atas sebagai sumber energi primer menggantikan batubara. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa batubara akhirnya tidak berperan sama sekali sebagai salah satu sumber energi primer. Krisis minyak pada tahun 1973 menyadarkan banyak pihak bahwa ketergantungan yang berlebihan pada salah satu sumber energi primer, dalam hal ini minyak, akan menyulitkan upaya pemenuhan pasokan energi yang kontinyu. Selain itu, labilnya kondisi keamanan di Timur Tengah yang merupakan produsen minyak terbesar juga sangat berpengaruh pada fluktuasi harga maupun stabilitas pasokan. Keadaan inilah yang kemudian mengembalikan pamor batubara sebagai alternatif sumber energi primer, disamping faktor – faktor berikut ini:

Menikahku untuk apa?

Sekitar setahun yang lalu, ketika Istri dari seorang yang membangun masjid Al Hidayah meninggal. sang istri hampir tiap hari berada di makam sang suami yang dimakamkan di komplek masjid tersebut. Beliau pulang hanya untuk makan siang dan tidur malam, selebihnya ia habiskan di makam sang suami tercinta dengan selalu berurai air mata.
Karena setiap hari saya lewat di depan masjid tersebut, dan melihat sang Ibu selalu meratapi kepergian suaminya yang sudah meninggal 6 hari tetapi masih saja ia berurai air mata. Karena penasaran akhirnya saya bertanya kepada sang Ibu. "Kenapa ibu selalu menangisi kepergian pak haji? adakah hal yang belum terlaksana atau ada janji yang tidak ditepati ataukah ketidaksanggupan ibu untuk menjalani hari-hari berikutnya sorang diri tanpa ada pak haji?"
"Bukan itu mas. Bukan kepergian Bapak yang saya tangisi, bukan juga karena ada janji atau ada hal yang belum terlaksana. Bkan juga karena harus menjalani hidup tanpa kehadiran Bapak. Anak-anak, menantu dan cucu-cucu cukup menemani hari-hari saya." Jawab Bu Haji dengan tatapan sayu karena terlalu banyak menangis.
"Lantas kenapa bu" tanyaku kembali