Jumat, 21 Desember 2012

Tak Lagi Sama


Bekas minuman air mineral itu kini berembun didalamnya, terik matahari telah membuatnya berair. Seperti menangisi sesuatu yang hilang pagi ini. Tidak seperti biasanya seperti pagi – pagi yang telah lalu, ia tak pernah merasakan terik matahari sepanas ini. Biasanya yang dirasaknnya hanyalah hangat mentari pagi dan hembusan selimut angin pagi.

Bungkus makanan ringan pun merasakan yang botol air mineral rasakan siang ini di taman kota. Ia tak pernah merasakan hari sepanas ini dan ia juga tidak pernah merasakan dengusan anjing dan kotornya kulit tikus liar hari ini, tapi semuanya ia rasakan kini. Kenapa kawan, dimana kau kini? Tak maukah engkau menemani dan menyatukan saya dengan kawan – kawan yang lain, botol minuman air mineral, kulit pisang, plastic bekas jus, kaleng susu. Kenapa kawan? Dimana kini engkau?

Dan rumput taman kotapun tak menemukan apa yang mereka cari, udara panas hari ini telah menguap mencari-cari kemana perginya dua orang yang bukan petugas dan bukan pula warga sini tapi mereka memperlakukan taman kota ini seperti halaman rumahnya nan jauh disana agar selalu bersih dan sejuk dan enak dipandang mata.

Sementara disana, ditempat dimana seharusnya orang yang barang bekas pakai cari menginjakkan kakinya memimpin, tak juga ada. Dan memang tak akan ada untuk beberapa waktu yang entah kapan mereka akan kembali. Dan entah apa yang kami rasakan, kehilangan ataukah kegembiraan?

Setiap pagi saat dimana hari dimulai, aku yang terduduk pada sepeda ontel tua ini selalu saja melihat seakan tak percaya. Disana, diantara sinar mentari pagi aku melihat dua orang tua yang tak seharusnya mereka lakukan di taman kota ini. Orang yang aku segani terlepas dari suka atau tidak suka, orang yang memimpin kami bekerja dan menjadi komandan untuk mengambil langka apa yang harus dilakukan itu, disana…. Memunguti sampah, berjalan mengelilingi seluruh penjuru taman kota ini untuk memungut sampah kedalam kantong plastic. Ini bukan taman kotamu Mister, ini bukan halaman rumahmu Mister…tapi kenapa ini kau lakukan, apa yang kau cari?

Setiap pagi, engkau lakukan ini di taman kota ini, tak pernah juga engkau mengeluh sekalipun sampah tak pernah bersih dari taman kota setiap paginya. Bahkan tong-tong sampah biru yang kau berikan untuk taman kota ini, tak kunjung kosong. Terisi dan terus terisi oleh sampah – sampah setiap pagi, dan engkau tetap saja melakukan ini setiap pagi. Sungguh kami malu, malu pada diri kami sendiri…saat dimana kami berfikir ini dilakukan oleh Pahlawan Kebersihan kota ini setiap pagi.. dan kami tersadar, ini dilakukan oleh engkau, yang bahkan tak mengerti bahasa adat kami. Sungguh engkaulah Pahlawan Kebersihan taman kota ini sebenarnya.

Dan pagi ini, semuanya tak lagi seperti hari – hari sebelumnya. Sampah berserakan dimana – mana. Bau busuk mulai terendus dan lalat – lalat itu kini bebas suka ria berterbangan diantar kami yang hanya sekedar duduk melepas lelah di taman kota ini.

Kamis kemaren, engkau berangkat kembali ke negerimu. Negeri Ginseng, yang entah kapan engkau akan kembali ke taman kota ini. Tapi kami tetap disini, ditempat sama dimana engkau akan melakukan aktifitas rutin pagimu dan kami menunggumu kembali.

Dedicated for Mr. KSK and Mr. CHS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar