Rabu, 30 Januari 2013

Meludah di sumur yang airnya kamu minum


Pernahkan Anda berjumpa dengan orang yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi, mendapat gaji dan berbagai fasilitas dari tempat itu, tetapi hobinya menjelek-jelekan perusahaan atau instansi dimana ia bekerja? Orang inilah yang saya sebut meludah di sumur yang airnya ia minum.

Orang-orang semacam ini biasanya senang mengeluh, tidak bertanggungjawab dan oportunis. Mereka membicarakan sesuatu yang tidak mereka suka kepada sesama teman yang tidak bisa mengambil keputusan. Saat diajak diskusi dengan pimpinan, mereka diam seribu bahasa. Bergaul dengan orang-orang semacam ini ibarat Anda minum air sumur yang airnya mereka ludahi.

Bila Anda berjumpa dengan kelompok orang semacam ini, nasihatilah. Bila ia marah saat Anda nasihati, itu pertanda bahwa dia tidak layak dijadikan sahabat Anda. Waspadalah, “penyakit” tersebut menular. Apabila Anda sering bersama orang-orang semacam ini Anda perlahan namun pasti akan tertular. Segeralah menjauh…

Mungkin sebagian Anda ada yang berkata, “Lha, kebijakan tempat saya bekerja memang kacau kok, memang pantas kalau dijelek-jelekin. Saya benar-benar tidak cocok dengan kondisi seperti ini.” Jika Anda berada dalam kondisi seperti itu, berilah masukan yang konstruktif kepada pengambil keputusan. Usulan Anda tidak digubris? Ya, keluarlah. “Wah nyari kerja lain khan gak mudah,” batin Anda. Ya, kalau begitu, diamlah.


Apakah penyakit ini hanya hinggap pada orang yang sudah bekerja? Tidak. Mereka yang menjelek-jelekkan orang tuanya juga termasuk kelompok ini. Orang tuanya begitu berjasa dalam hidupnya, tetapi hanya karena satu atau beberapa perbedaan, mereka tega-teganya mencela orang tuanya.

Mereka yang meludah di sumur yang airnya mereka minum adalah kelompok orang yang sulit berucap terima kasih. Padahal, mudah berucap terima kasih kepada manusia itu pintu mudah bersyukur kepada-Nya. Ingatlah, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu.” Begitulah firman Allah dalam Kitab Suci-Nya.

Meludah di sumur yang airnya kita minum akan menjauhkan rasa syukur Anda. Dampaknya dalam jangka panjang, kenikmatan-kemikmatan hidup akan pergi menjauh dari Anda. Mau? Tentu tidak!

Opini yang sungguh menggelitik hati dari, Bapak Sunawan seorang pakar HR (Konsultasi-HR@yahoogroups.com), buat kita yang masih bersetatus “karyawan”.  Yang seharusnya bias menjadi bahan renungan buat kita semua untuk introspeksi diri, evaluasi atas apa yang telah kita kerjakan dalam pekerjaan kita. Evaluasi yang seharusnya bias menjadi kita lebih membuka diri terhadap keadaan hubungan social yang ada disekitar kita agar kita menjadi lebih baik. Tokh pada realitanya bahwa kita akan berada diposisi jabatan tertentu karena ada rekan kerja, tanpa rekan kerja yang ada hanyalah omong kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar