Sebagaimana telah saya bicarakan pada edisi
sebelumnya tentang Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur/Overtime – I, maka akan
saya sampaikan bagian kelanjutannya yaitu Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur
sesuai Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.
KEP.102/MEN/IV/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.
B. Menurut Kepmenakertrans No.
KEP.102/MEN/IV/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
1. Pengaturan
waktu kerja lembur berlaku untuk semua perusahaan, kecuali sector usaha
tertentu yang diatur dengan Keputusan Menteri
2. Waktu kerja
lembur dapat dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14
(empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu dan tidak berlaku apabila lembur
dilakukan pada hari istirahat mingguan dan hari libur resmi
3. Pengusaha
yang mempekerjakan karyawan melebihi waktu kerja, wajib membayar lembur
4. Karyawan
yang masuk dalam golongan jabatan tertentu tidak berhak atas upah lembur
meskipun melakukan kerja lembur, hanya saja golongan jabatan tersebut memiliki
penghasilan yang lebih tinggi. Golongan jabatan tersebut adalah mereka yang
memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan pengendali
jalannya perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi.
5. Lembur
dapat dilakukan dengan syarat :
a.
Ada perintah tertulis dari pengusaha
b.
Ada persetujuan tertulis dari pekerja
6. Pengusaha
yang mempekerjakan pekerja kerja lembur wajib :
a. Membayar
upah lembur
b. Memberi
kesempatan untuk beristirahat secukupnya
c. Memberikan
makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur
dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih dan tidak dapat diganti dengan uang
7. Perhitungan
uang lembur adalah dari upah satu bulan.
8. Upah
satu jam lembur dihitung dengan rumus upah
satu bulan dibagi 173
Perhitungan upah sebulan berdasarkan upah
yang diberikan kepada karyawan
1.
Dengan
upah harian
Upah harian harus dijadikan upah sebulan,
dengan cara :
Ø
Apabila karyawan bekerja selama 6 hari dalam
satu minggu, maka upah sebulan adalah upah sehari x 25 hari
Ø
Apabila karyawan bekerja selama 5 hari dalam
satu minggu, maka upah sebulan adalah upah sehari x 21 hari
2.
Dengan
upah satuan hasil
Upah harus dijadikan upah sebulan, dengan
cara :
Ø
Upah rata-rata 12 bulan terakhir.
Ø
Apabila karyawan bekerja kurang dari 12
bulan, maka upah sebulan dihitung berdasarkan upah upah rata – rata selama bekerja
dan tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum
3.
Dengan
upah pokok dan tunjangan tetap
Upah sebulan adalah Upah Pokok + Tunjangan
Tetap
4.
Dengan
upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap
Upah sebulan dihitung dengan cara :
Ø
Apabila Upah Pokok + Tunj. Tetap < 75%
keseluruhan upah yang diterima sebulan maka Upah sebulan untuk perhitungan
lembur adalah 75% x keseluruhan upah yang diterima sebulan.
(75% x keseluruhan upah) / 173 = upah lembur
per jam
*) Dari
point ini didapat kesimpulan bahwa Pemerintah mengupayakan yang terbaik agar
nilai satu jam lembur menguntungkan karyawan/pekerja. Dibuktikan dengan
perhitungan apabila jumlah dari Upah Pokok + Tunj. Tetap lebih kecil dari 75% X
keseluruhan upah yang diterima sebulan, maka dasar yang digunakan untuk
perhitungan lembur adalah hasil dari 75% x keseluruhan upah yang diterima
sebulan. Hal tersebut ditetapkan karena hasilnya lebih besar atau lebih baik
dari Upah Pokok + Tunj. Tetap lebih kecil dari 75% X keseluruhan upah yang diterima
sebulan.
Ø
Dari pemikiran tersebut maka, Apabila Upah
Pokok + Tunj. Tetap > 75% keseluruhan upah yang diterima sebulan maka Upah
sebulan untuk perhitungan lembur adalah Upah Pokok + Tunj. Tetap
(Upah Pokok+Tunj. Tetap) / 173 = upah lembur
per jam
*) Secara
tertulis memang tidak disebutkan point ini pada Kepmen tersebut, tetapi dari
hasil perhitungan (Upah Pokok+Tunj. Tetap) / 173 atau dari (75% x keseluruhan upah) / 173 yang
memberikan nilai upah lemur per jam terbesar atau nilai manakah yang terbaik yang
menguntungkan karyawan yang digunakan untuk menentukan upah lembur
Perhitungan Lembur
1.
Pada
waktu kerja selama 6 hari kerja dalam satu minggu
Ø
Dilakukan pada hari kerja dengan 7 jam kerja
sehari.
Maka jam ke-8 adalah sebagai jam lembur
pertama x 1,5
Jam kerja ke-9 dan seterusnya sebagai jam
lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø
Dilakukan pada hari kerja dengan 5 jam kerja
sehari.
Maka jam ke-6 adalah sebagai jam lembur
pertama x 1,5
Jam kerja ke-7 dan seterusnya sebagai jam
lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø
Dilakukan pada hari istirahat mingguan atau
hari libur resmi
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-7
dikalikan 2
Jam kerja ke-8 dikalikan 3
Jem kerja ke-9 & ke-10 dikalikan 4
Ø
Apabila libur resmi jatuh pada hari kerja
terpendek
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-5
dikalikan 2
Jam kerja ke-6 dikalikan 3
Jem kerja ke-7 & ke-8 dikalikan 4
2.
Pada
waktu kerja selama 5 hari kerja dalam satu minggu
Ø
Dilakukan pada hari kerja dengan 8 jam kerja
sehari.
Maka jam ke-9 adalah sebagai jam lembur
pertama x 1,5
Jam kerja ke-10 dan seterusnya sebagai jam
lembur kedua dan seterusnya x 2
Ø
Dilakukan pada hari istirahat mingguan atau
hari libur resmi
Jam kerja ke -1 sampai dengan jam kerja ke-8
dikalikan 2
Jam kerja ke-9 dikalikan 3
Jam kerja ke-10 & ke-11 dikalikan 4
Okey, bagian Kedua sudah saya samapikan, pada
bagian berikutnya akan saya sampaikan Pokok – Pokok Tentang Jam Lembur sesuai
Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No. KEP.234/MEN/2003 Tentang Tentang
Waktu Kerja dan Istirahat pada Sektor Usaha Energi dan Sumber Daya Mineral pada
Daerah Tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar