Bekas minuman
air mineral itu kini berembun didalamnya, terik matahari telah membuatnya
berair. Seperti menangisi sesuatu yang hilang pagi ini. Tidak seperti biasanya
seperti pagi – pagi yang telah lalu, ia tak pernah merasakan terik matahari
sepanas ini. Biasanya yang dirasaknnya hanyalah hangat mentari pagi dan hembusan
selimut angin pagi.
Bungkus makanan
ringan pun merasakan yang botol air mineral rasakan siang ini di taman kota. Ia
tak pernah merasakan hari sepanas ini dan ia juga tidak pernah merasakan
dengusan anjing dan kotornya kulit tikus liar hari ini, tapi semuanya ia
rasakan kini. Kenapa kawan, dimana kau kini? Tak maukah engkau menemani dan
menyatukan saya dengan kawan – kawan yang lain, botol minuman air mineral,
kulit pisang, plastic bekas jus, kaleng susu. Kenapa kawan? Dimana kini engkau?
Dan rumput
taman kotapun tak menemukan apa yang mereka cari, udara panas hari ini telah
menguap mencari-cari kemana perginya dua orang yang bukan petugas dan bukan
pula warga sini tapi mereka memperlakukan taman kota ini seperti halaman
rumahnya nan jauh disana agar selalu bersih dan sejuk dan enak dipandang mata.
Sementara disana,
ditempat dimana seharusnya orang yang barang bekas pakai cari menginjakkan
kakinya memimpin, tak juga ada. Dan memang tak akan ada untuk beberapa waktu
yang entah kapan mereka akan kembali. Dan entah apa yang kami rasakan,
kehilangan ataukah kegembiraan?
Setiap pagi
saat dimana hari dimulai, aku yang terduduk pada sepeda ontel tua ini selalu
saja melihat seakan tak percaya. Disana, diantara sinar mentari pagi aku
melihat dua orang tua yang tak seharusnya mereka lakukan di taman kota ini. Orang
yang aku segani terlepas dari suka atau tidak suka, orang yang memimpin kami
bekerja dan menjadi komandan untuk mengambil langka apa yang harus dilakukan
itu, disana…. Memunguti sampah, berjalan mengelilingi seluruh penjuru taman
kota ini untuk memungut sampah kedalam kantong plastic. Ini bukan taman kotamu
Mister, ini bukan halaman rumahmu Mister…tapi kenapa ini kau lakukan, apa yang
kau cari?
Setiap pagi,
engkau lakukan ini di taman kota ini, tak pernah juga engkau mengeluh sekalipun
sampah tak pernah bersih dari taman kota setiap paginya. Bahkan tong-tong
sampah biru yang kau berikan untuk taman kota ini, tak kunjung kosong. Terisi dan
terus terisi oleh sampah – sampah setiap pagi, dan engkau tetap saja melakukan
ini setiap pagi. Sungguh kami malu, malu pada diri kami sendiri…saat dimana
kami berfikir ini dilakukan oleh Pahlawan Kebersihan kota ini setiap pagi.. dan
kami tersadar, ini dilakukan oleh engkau, yang bahkan tak mengerti bahasa adat
kami. Sungguh engkaulah Pahlawan Kebersihan taman kota ini sebenarnya.
Dan pagi ini,
semuanya tak lagi seperti hari – hari sebelumnya. Sampah berserakan dimana –
mana. Bau busuk mulai terendus dan lalat – lalat itu kini bebas suka ria
berterbangan diantar kami yang hanya sekedar duduk melepas lelah di taman kota
ini.
Kamis kemaren,
engkau berangkat kembali ke negerimu. Negeri Ginseng, yang entah kapan engkau
akan kembali ke taman kota ini. Tapi kami tetap disini, ditempat sama dimana
engkau akan melakukan aktifitas rutin pagimu dan kami menunggumu kembali.
Dedicated for
Mr. KSK and Mr. CHS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar