Berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh pada www.beritasatu.com, Menteri Perindustrian MS
Hidayat mengatakan, grup bisnis asal Korea Selatan (Korsel) Pohang Iron and
Steel Company (POSCO) berminat masuk
ke sektor pertambangan di Indonesia.
Saat ini, Posco tengah melakukan studi
kelayakan.
"Grup POSCO mau masuk
ke industri pengolahan nikel. Di Indonesia Timur. Sekarang lagi FS (feasibility
study). Belum tahu berapa rencana modal investasi dan kapasitasnya. Juga,
apakah bermitra dengan lokal atau tidak," katanya di Jakarta (29 Febr 2012)
Dirjen Basis Industri
Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto menambahkan, Indonesia
memiliki cadangan nikel berlimpah. Sejumlah investor, kata dia, sudah
merealisasikan investasi di sektor hilir pengolahan nikel.
"Diantaranya, ada
proyek Antam, proyek investor asal Perancis di Halmahera, dan oleh Tiongkok di
Sulawesi Tenggara," kata Panggah. Dia memaparkan, PT Aneka
Tambang Tbk (Antam) telah melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan
pabrik ferronikel berkapasitas 27 ribu ton per tahun di Halmahera, Maluku
Utara.
Antam melakukan FS untuk
membangun pabrik nikel pig iron berkapasitas 120 ribu ton per tahun di
Mandiodo, Sulawesi Tenggara. Sementara itu, PT Weda Bay Nikel asal Perancis
melakukan FS untuk rencana membangun pabrik nikel hidroksida di Halmahera. Sementara itu, melalui
Peraturan Menteri ESDM No 7/2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, pemerintah mewajibkan
pembangunan smelter untuk hilirisasi tambang di dalam negeri. Hilirisasi industri
berbasis barang tambang bisa dilakukan secara individual atau kerja sama dengan
perusahaan tambang lain.
Kalian coba belajar juga nih Pilihan Investasi Terbaik di Indonesia
BalasHapus