Diujung pasir pantai itu...sekian lama
sudah kita melewati moment indah itu bersama. Lama sudah aku menanti saat itu
akan kembali terulang dalam keadaan yang berbeda dan tak lagi sama. Semilir
angin sore ini, mengingatkanku akan kau yang jauh disana terpisah jarak dan
waktu untuk menggapaimu. Kirana aku harus memanggilmu, agar engkau mengerti
bahwa kaulah penghuni jiwaku dan kaulah masa depan yang akan aku tuju yang aku
tinggalkan disana, ditempat dimana seharusnya ada aku.
Sudahlah, hapus air matamu. Jalan hidup
yang akan kau lalui sungguh sangat berbeda dengan jalanku, yang aku harap
jalanmu adalah jalan lurus dan jalan tak berliku untuk engkau lalui. Hanya saja
engkau belum mengerti akan jalan yang telah kau ambil untuk kau lalui meninggalkan
jejak langkah kaki. Semua jalan kau lewati untuk menemukan titik terang masa
depanmu, untuk menemukan apa yang kau cari selama ini, untuk menemukan siapa
yang akan menjagamu dan menemanimu melewati jalan lain bersama, jalan dimana
kau akan menemukan, aku.
Pada kenyataanya adalah pahit dan sakit
yang kau temui, tapi itu tak seberapa jika kau lebih banyak lagi beryukur
kepada Rabb, menambah rasa syukur yang telah kau lakukan sekarang ini. Jangan
kau menangis Kirana, air matamu adalah percuma karena air matamu tidak
membuatmu melewati jalan ini lebih baik. Air matamu adalah beban yang harusnya
kau buang dalam sujud dan dalam doa..bukan kau buang dengan berderai dan
mengurangi air suci pemberian Rabb Sang Kholik.
Percayalah padaku, Ia tidak akan
meninggalkan kita. Ad Dinul Islam pun sudah mengajarkan itu. Maka percayalah
dan kuatkanlah. Lakukan dan terus lakukan amalmu, perpanjanglah sujud dalam
malam milikNya, disujud itulah kau akan berbagi bebanmu kepadaNya. Terus dan
terus berikan amalmu karena Allah, agar peluh mu tak sia sia. Ikhlas dan
ikhlaskan saja atas apa yang terjadi karena itu semua takdirnya yang harus kau
terima dengan legowo, karena hanya itulah agar engkau memahami bahwa jiwa kita
tak sendiri. Jangan kau jadikan derai dan banjir air matamu dalam bahasa yang
aku tidak mengerti menjadi penghalang untuk mencapai jalanNya, karena
sesungguhnya Alloh tidak pernah mengurangi hitunganNya untuk setiap amalmu dan
Ia akan selalu menjadikan kita lebih dan lebih tinggi lagi dari yang kita tahu
saat kita jatuh bangun menyempurnakan pengabidan dan bakti kita kepadaNya.
Saat gelap datang, janganlah kau menutup
mata karena hanya akan menambah gelap yang ada. Bukalah matamu lebar dalam
gelap dan bersujudlah sepanjang gelap agar kau tahu bahwa keindahan hati tetap
bersemayam dalam hati orang yang mencintaiNya. Dan menangislah dalam sujudmu,
menangislah sepuasnya saat hanya ada kau dan Dia. Adukan semua beban hidupmu
dan berat jalan yang harus kau lewati, bagilah semua yang membebanimu karena
hanya Alloh yang punya jawabannya.
Kepada jiwa yang sedang menantikan, Kirana.
Jangan pernah engkau berhenti mendengarkan, walaupun itu menyayat dan
menghancurkan harapan yang sedang kau tumbuhkan. Wahai kau, Kirana, yang sedang
terluka. Jangan pernah kau hentikan lantunan ayat ayat suci dan cinta, sekalipun
suaranya tenggelam dan jauh tertelan oleh desahan air matamu. Percayalah
Kirana, cinta akan indah pada waktunya saat kita bersama.
Kirana….
Hidup ini adalah jalan panjang yang harus
kita lewati dengan sungguh sungguh, tak ada gunanya jika kita berlama lama
dalam duka. Jika duka yang menahun kau pendam, itu hanya membuatmu buta akan
kebahagiaan yang telah di janjikan Allah padamu dan duka yang kau genggam akan
membuatmu jauh dari rasa syukur.
Kirana….
Kau telah aku tinggalkan dalam ragamu, tapi
jiwaku tidak pernah meninggalkan jiwamu. Lama...lama sudah aku tidak memeluk
ragamu, bukan berarti aku melupakanmu. Aku pasti akan pulang untukmu. Simpan
rindumu dan simpan tangismu untukku. Jagalah Bunda mu, karena ia adalah surgamu
meskipun kadang kau dan aku yang juga sama-sama tidak mengerti apa yang
dipikiran dan dihatinya tapi tetap saja ia adalah Bundamu karena amarah Bundamu
adalah murka Rabb mu. Bersabarlah dalam sujudmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar