Sabtu, 22 Desember 2012

Air Matamu, Aku


Disana…kenapa air matamu terbuang ke bumi. Semua sudah menjadi jalan hidup kita, jalan panjang yang harus kita lalui meskipun kita punya pilihan untuk berhenti dan berputar arah kembali ketitik awal nan jauh dibelakang sana. Percuma kau akan lakukan itu.. air mata orang-orang yang telah mebesarkanmu akan membanjiri bumi yang tak gersang lagi, belum lagi kau akan dihadapkan kepada pilihan untuk berbakti atau berlari.

Sudahlah, simpan air matamu untukku. Tak perlu sedu sedan itu…semuanya harus kita jalani. Jalan yang akan kita lalui mungkin tak akan pernah sama lagi seperti dulu, tapi kita punya Maha Penentu. Jangan kau salahkan Beliau..tak ada guna, karena Beliau Maha Benar. Tak perlu juga kau menyesali..karena Imam kita tidak mengharapkan rasa penyesalan berkepanjangan..yang harus kita lakukan hanyalah bersyukur dan menyukuri dan ikhlas menjalani dan selalu bersujud meninggikan pengharapan.

Aku disini, dan selalu disini ditempat sama dimana aku berdiri menantimu dan akan terus menantimu kembali berputar arah meninggalkan jalan yang pernah kau lewati untuk kembali ketitik awal dimana kita akan berjalan bersama. Karena engkaulah pemilik hatiku sebenarnya, dan akan selamanya, Kirana, sadarkah kau ataukah kau belum memahaminya? Dan aku akan berada disini menantimu memahami semuanya.

Jumat, 21 Desember 2012

Tak Lagi Sama


Bekas minuman air mineral itu kini berembun didalamnya, terik matahari telah membuatnya berair. Seperti menangisi sesuatu yang hilang pagi ini. Tidak seperti biasanya seperti pagi – pagi yang telah lalu, ia tak pernah merasakan terik matahari sepanas ini. Biasanya yang dirasaknnya hanyalah hangat mentari pagi dan hembusan selimut angin pagi.

Bungkus makanan ringan pun merasakan yang botol air mineral rasakan siang ini di taman kota. Ia tak pernah merasakan hari sepanas ini dan ia juga tidak pernah merasakan dengusan anjing dan kotornya kulit tikus liar hari ini, tapi semuanya ia rasakan kini. Kenapa kawan, dimana kau kini? Tak maukah engkau menemani dan menyatukan saya dengan kawan – kawan yang lain, botol minuman air mineral, kulit pisang, plastic bekas jus, kaleng susu. Kenapa kawan? Dimana kini engkau?

Dan rumput taman kotapun tak menemukan apa yang mereka cari, udara panas hari ini telah menguap mencari-cari kemana perginya dua orang yang bukan petugas dan bukan pula warga sini tapi mereka memperlakukan taman kota ini seperti halaman rumahnya nan jauh disana agar selalu bersih dan sejuk dan enak dipandang mata.

Apa Yang Kau Lakukan Jika Lalat Masuk Ke Minumanmu?

Nabi Bersabda,
Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya" (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain:
Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya” (HR. Ahmad, Ibn Majah)

Racun Dan Penawarnya Ada Pada Kedua Sayap Lalat

Diantara mu’jizat kenabian Rasulullah SAW dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air.

Anak Panahku, Melesatlah.



Hari ini..masa dimana saat engkau membuka mata, menghirup udara, mendengar suara, merasakan suasana dunia, lima tahun lalu. Tepat di hari ini, saat semuanya kita mulai bersama, saat dimana semuanya kita mulai dan tak akan bisa terulang kembali dan Ia telah mempersiapkan semua kebutuhanmu menjalani jalanNya.

Waktu berlalu, seiring semakin bertambahnya engkau menghirup udara syurga dan meneguk air kehidupan. Engkau telah semakin bertambah matang, berisi ilmu dan kehidupan untuk bekal hari esokmu yang akan engkau lalui dalam jalan setapak, berliku, berbatu untuk engkau menemukan jalan fly over agar mencapai nirwana.

Engkau mungkin belum tahu siapa dirimu, kami dan siapapun itu. Tapi kami mengenal betul siapa dirimu, jiwa yang tenang yang tercipta dari kesucian dan keindahan dalam balutan nurani dan wangi syurga penciptamu. Engkau akan mengerti suatu hari nanti, saat dimana engkau merasakan kerasnya dunia dan panasnya mentari yang tak lagi sehangat pagi. Dan engkau juga akan mengerti kelak, pada masa itu yang akan engkau kenal dengan bahasa pendidikanmu dan kecerdasanmu. Engkau akan mengerti sampai saat itu tiba, sekarang……mari kita belajar melangkah untuk tidak tertatih dan terjatuh.

Rabu, 19 Desember 2012

Lentera Hatiku, Benderang.


Pagi ini sehari sebelumnya… Malas sangat untuk beranjak dari tempat tidurku yang nyaman, yang telah membawaku kealam bawah sadar…dunia dimana hanya keinginan terpendam yang menjadi pengendali. Raja yang hanya akan merajai ketika kita terbang dalam angan dan balutan selimut tebal… Raja dimana tak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya selain sinar mentari pagi.

Sebuah denting menyadarkanku akan realita yang harus aku jalani memulai hari untuk memulai sebuah kisah hati yang telah sangat lama merindukan kehangatan dan sapaan canda dalam balutan kata. Kisah dimana hanya aku yang tau seberapa besar aku mengharapkan menjadi realita atas imajinasi dan pengharapan kepada Sang Kholik. Dan pagi ini aku menemukannya kembali cahaya kehangatan itu, Kirana. Apa kabarmu? Berjuta rasa tak dapat terdefinisikan dan berjuta semangat yang tak terukurkan dan berjuta air mata tak tertumpahkan, disini…dihatiku yang selalu hanya padamu.

Mungkin kau tak pernah mengerti dan tak pernah menyadari, betapa sekian lama aku disini menunggumu, menantimu ditempat yang sama dalam sisi hatiku untuk menanyakan, apa kabarmu Kirana? Sehatkan kau disana? Baikkah kah disana?